Jumat, 17 April 2015

desaku





Dulu, saat kemarau, ini adalah lahan mati. Tanah retak di mana-mana, ditumbuhi rumput liar yang menguning tersengat matahari. Seperti tanah tak bertuan. Sekarang hujan sudah berkali-kali turun. Selokan-selokan telah penuh. Air mengalir mengubah tanah-tanah itu. Sawah hijau kembali. Sebentar lagi panen.
Beginilah sawah tadah hujan, hanya bergantung pada berkah dari langit. Tapi yang patut dipuji, tidak ada lahan-lahan sawah yang dikavling jadi perumahan. Para petani di sini masih hidup optimis.

Foto Wayan Junaedy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar